Allah SWT berfirman,
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ ۖ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya kepadamu. Dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.” (QS.Al-Baqarah:268)
Perasaan gelisah dan takut dengan kemiskinan dapat dipastikan bermula dari bisikan setan. Karena setan tidak rela melihat seorang hamba memiliki keyakinan yang kuat terhadap Tuhannya.
Setan berusaha membuat hati manusia gelisah, takut dan putus asa, sehingga tidak ada lagi keyakinan dan harapan kepada Allah swt.
Namun jika kita renungkan, bagaimana seorang hamba masih khawatir dengan rezekinya sementara ia telah membaca ayat-ayat berikut ini :
Mari dengan perlahan kita membaca ayat-ayat ini dan renungkan dengan hati yang terdalam.
Allah swt berfirman,
(1)
وَكَأَيِّنْ مِنْ دَابَّةٍ لَا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dan berapa banyak makhluk bergerak yang bernyawa yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu. Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS.Al-Ankabut:60)
(2)
اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ
“Allah melapangkan rezeki bagi orang yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang membatasi baginya.” (QS.Al-Ankabut:62)
(3)
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
“Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata.” (QS.Hud:6)
Berulang kali kita sampaikan bahwa,
“Jika engkau tidak mengetahui alamat rezekimu, yakinilah bahwa rezekimu tau pasti dimana alamatmu.”
Rezeki setiap makhluk telah diatur oleh Allah swt. Tinggal tugas kita sekarang adalah berusaha menyambutnya. Bekerjalah dengan tenang dan penuh keyakinan bahwa bila Allah menginginkan rezeki itu sampai kepadamu, maka tidak akan ada kekuatan yang mampu mencegahnya. Dan apabila rezeki yang kau kejar itu bukan milikmu, sebesar apapun kekuatanmu tidak akan mampu meraihnya.
Dalam sebuah ayat Allah berfirman,
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ
“Allah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, lalu mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali).” (QS.Ar-Rum:40)
Jika kita jeli, akan kita temukan fenomena menarik dalam ayat ini. Ketika Allah menceritakan tentang penciptaan dan pembagian rezeki, Allah menggunakan fi’il madhi (maknanya sudah terjadi). Yang artinya bahwa urusan penciptaan dan pembagian rezeki itu sudah diatur semuanya oleh Allah swt, bahkan sejak kau diciptakan.
Sementara urusan kematian dan kebangkitan manusia kelak setelah kematiannya menggunakan fi’il mudhori’ yang maknanya (belum terjadi).
Hanya satu ayat yang menyebutkan setan menakut-nakuti mengenai rezeki manusia. Sementara sekian banyak ayat yang menyebutkan janji Allah bahwa rezeki adalah jaminan dari-Nya.
Masihkah kita takut dan khawatir karena satu bisikan setan dan lupa dengan begitu banyak janji dari-Nya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar